Apa peran PSSI?

Oleh : Andara Eka Lambang

Seperti tidak ada habisnya jika membicarakan PSSI yang merupakan organisasi persepakbolaan tertinggi di Indonesia yang salah satunya memiliki fungsi untuk meredam kisruh Sepak bola Nasional. Dalam prakteknya saat ini, justru secara tidak langsung PSSI-lah yang seolah-olah memperkeruh suasana sepak bola nasional.

            Kisruh yang terangkat pada saat ini adalah bahwa sepak bola nasional mempunyai dualisme kompetisi, yang efeknya akan terasa mengganggu kepada performa TIMNAS INDONESIA. Dualisme kompetisi tesebut yaitu Liga Priemer Indonesia yang notabennya dipegang P. T Liga Prima Indonesia dan diakui oleh PSSI. Sedangkan Liga Super Indonesia yang dipegang oleh P. T Liga Indonesia yang telah lebih dulu “landing” dalam kompetisi sepak bola Nasional, tetapi tidak diakui oleh PSSI.

            Pada saat yang lalu beberapa pihak terkait yang mencintai dan menginginkan sepak bola Indonesia maju telah mengadakan RASN (Rapat Akbar Sepak bola Nasional) untuk menyerukan Kongres Luar Biasa (KLB). Telah tercapai pada satu titik yaitu keputusan yang akan diserahkan langsung pada Ketum PSSI atau sekjen PSSI, tetapi sayangnya kedua orang tertinggi di organisasi tersebut sedang tidak ada di kantor PSSI.

            Kembali lagi bahwa RASN tidak diakui oleh PSSI karena agenda tersebut tidak terdapat pada statuta PSSI maupun statuta FIFA (Organisasi sepak bola tertinggi di dunia). Dalam kesempatannya di Apa Kabar Indonesia Pagi salah program acara TV One Juru Bicara PSSI, Eddie Ellison mengatakan, “Bahwa Rapat Akbar Sepak bola Nasional serukan KLB tidak diakui PSSI.” Eddie Ellison juga mengatakan bahwa “Itu (RASN) adalah tujuan yang  baik tetapi tidak memenuhi prosedur. Tidak memenuhi dan tidak ada dalam statuta PSSI dan FIFA.” Tetapi seorang telewicara yang berbicara kepada Apa Kabar Indonesia Pagi melalui telepon yaitu Yunus Nusi mengatakan, “Bahwa tidak ada Hubungannya dengan statuta. Ini adalah inisiatif untuk kepentingan dan kemajuan Sepak bola Indonesia.”

            Dapat disimpulkan bahwa PSSI hanya menyuarakan satu pihak artinya tidak menganggap orang-orang yang tidak memiliki syarat atau persetujuan dari PSSI. Padahal meskipun itu adalah notabennya demi kepentingan dan kemajuan sepak bola Nasional. Seharusnya PSSI sebagai organisasi tertinggi sepak bola tidak selalu tergantung secara yuridis hanya pada statuta yang ada. Tetapi juga harus bertindak secara sosiologis yang mampu menerima dan atau menjalankan aspirasi- aspirasi masyarakat yang mempunyai solusi inovatif untuk perkembangan sepak bola Nasional.

This entry was posted in Olahraga. Bookmark the permalink.

Balas